JAKARTA – Nasib perusahaan di AS masih bergantung dari pasokan pabrik China. Hal ini menyusul masih terbatasnya aktivitas pabrik di China karena wabah virus korona. Wabah virus korona kembali menjadi sorotan mengingat China adalah salah satu pusat manufaktur dunia.
Michael Brandon mengandalkan sejumlah pabrik di China untuk memproduksi produk seperti pest zapper atau raket pemukul nyamuk. Brandon mengamati perkembangan dampak dari wabah virus korona terhadap sejumlah besar pesanannya di China.
“Beberapa hari ke depan, sejumlah pabrik kemungkinan kembali beroperasi. Saya pikir pada saat itu, kita dapat mengetahui apakah virus korona ini benar-benar menjadi masalah bagi kami,” kata Direktur dari Global Sourcing San Fransisco dilansir dari VOA, Rabu (26/2/2020).
Baca Juga: AS Keluarkan Indonesia dari Negara Berkembang, Ini 3 Kriteria Penyebabnya
Salah satu pabrik yang memproduksi pesanannya berada di luar Wuhan, kota di China yang ditutup selama beberapa minggu. Pabrik tersebut memasok produk-produk terkait hewan peliharaan.
“Sekarang ini, kami beruntung. Kami tidak punya pesanan saat ini dengan pabrik pemasok China itu,” ujar Brandon.
Setiap tahun, bisnis AS sudah mengantisipasi perlambanan produksi pabrik-pabrik China khususnya di sekitar liburan Tahun Baru Imlek. Akan tetapi akibat virus korona kali ini, pemerintah China memperpanjang masa liburan, yang kemudian mempengaruhi sejumlah besar pabrik pemasok.
Produsen mobil Korea Selatan, Hyundai untuk sementara menunda produksinya karena keterbatasan pasokan suku cadang buatan China.
Baca Juga: Dikeluarkan dari Negara Berkembang, Menkeu: Tak Ganggu Fasilitas GSP dari AS
Sejumlah perusahaan di bidang farmasi, elektronik, otomotif, dan ritel paling terpukul dan menghadapi suatu kenyataan pahit – tidak banyaknya alternatif bagi sejumlah perusahaan AS yang bergantung pada manufaktur dari China.
Jay Cheng, direktur kebijakan publik untuk Kamar Dagang AS di San Francisco menjelaskan, “Apa yang berdampak pada China, berdampak pada San Francisco. China adalah mitra ekspor utama kami di Bay Area. ... Jadi, apa pun yang secara ekonomi atau budaya atau dari aspek kesehatan yang berdampak pada China pasti secara ekonomi akan berdampak bagi kami di Bay Area, San Francisco.”
James Bolton, Direktur Operasional Pablo Designs, sebuah perusahaan desain lampu di San Francisco mengemukakan sebagian besar produksinya ada di China. Para pekerja China dijadwalkan untuk kembali bekerja, Bolton berencana untuk berkomunikasi via online.
“Saya kemungkinan akan WeChating dengan kontak-kontak saya di China dan mencoba untuk memahami dampak nyata dari penutupan pabrik sekaligus jalur komunikasi resmi sementara penutupan berlangsung,” kata Bolton.
Ketika China berjuang untuk melawan virus korona, sejumlah pakar menyatakan tidak jelas seberapa besar dampak virus korona tersebut terhadap rantai pasokan global.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)