JAKARTA - Banyak pertimbangan dalam membangun rumah. Kebutuhan dan gaya hidup tiap generasi memang berbeda.
Mengutip buku 'Design Rumah Minimalis' oleh Nistains Odop, Jakarta, Sabtu (29/2/2020), kriteria pemilihan desain dan bentuk rumah pun bermacam-macam tergantung keinginan si pemilik. Ada yang memilih rumah dengan gaya tradisional, ada yang menghendaki huniannya bergaya mediterania, tropis, art deco, colonial dan bahkan minimalis seperti kecenderungan dewasa ini.
Baca juga: Baru Bangun Rumah? Jangan Lupa Persiapan Perawatannya!
Kemudian calon penghuni juga mempertimbangkan hal-hal seperti memilih rumah karena dekat dengan pusat perbelanjaan serta dekat dengan rumah ibadah. Selain itu, pastinya akan memikirkan lingkungan keluarga, dekat dengan perkantoran dan lain-lain.
Di sisi lain, selai pertimbangan gaya hidup dan akses kemudahan pencapaian, misalnya tempat bekerja, biasanya pertimbangan membangun rumah minimalis juga berkaitan erat dengan budget. Dana alokasi untuk hunian ikut menjadi bahan pertimbangan karena ada dua kategori bangunan minimalis, yakni untuk kelas middle low dan middle up.
Baca juga: Cuaca hingga Denah Ternyata Pengaruhi Biaya Pembangunan Rumah
Permainan bidang yang lebih menonjolkan bentuk kotak dengan permukaan rata menjadi salah satu ciri khas tampilan bangunan bergaya minimalis. Penyelesaian akhir dari bangunan juga sangat sempurna dan mengutamakan kesan bersih.
Kepuasan atas hunian yang mereka banging mampu memberikan terapi untuk mengurangi depresi dalam hidupnya. Kegiatan sehari-hari yang menuntut mobilitas tinggi membuat seorang pemilik rumah berpikir untuk memiliki tempat tinggal yang dekat dengan pusat aktivitas.
Lokasi yang mudah menjangkau tempat komersial juga menjadi bahan pertimbangan. Tingat stress yang cukup tinggi meng-haruskan adanya konsep desain hunian yang kompleksitas dan diharapkan bisa menekan tingkat ketegangan itu.
Rumah dengan konsep minimalis muncul ke permukaan dan menjawab banyak keraguan akan kebutuhan-kebutuhan tadi. Ia muncul menjadi ragam desain hunian yang mampu mencerminkan keberadaan pemiliknya dan gaya hidup yang mereka miliki.
Kehidupan kota penuh dengan rutinitas yang menguras tenaga, waktu dan pikiran. Bahkan berdampak juga terhadap kesehatan mental dan fisik. Orang-orang yang tinggal di pusat kota, terutama kota besar berusaha mencari jalan keluar bagimana menyiasati hidup intuk menghindari kemungkinan depresi dan drop mental akibat dari rutinitas tersebut.
Baca juga: Bambu hingga Kayu Bekas Jadi Solusi Bangun Rumah dengan Biaya Murah
Akhirnya mereka mulai melihat akar permasalahan itu dan salah satu faktor yang cukup krusial mempengaruhinya yakni tempat tinggal.
Untuk mendapat hunian yang cantik, penataan interior rumah minimalis juga sebaliknya senada, konsepnya tidak bisa dilepaskan begitu saja karena memiliki unity yang utuh.
Mereka memindahkan tempat tinggal yang jauh dari tempat bekerja ke lokasi yang lebih mudah menjangkau kantornya. Mereka juga menemukan alternative desain pada huniannya untuk mnunjukan keberadaan diri pemilik dengan segala tingkah-polah gaya hidupnya.
Pencerminan ini memberikan kepuasan bagi si penghuni, sehingga ketika mereka pulang kerumah, mereka merasa benar telah berada di tempat yang tepat untuk melepaskan semua kepenatan dari rutinitas tadi.
Terkadang meskipun rumah-rumah yang dibangun kebanyakan di lahan yang sempit dan hanya seadanya, tetapi pemilik menyiasatinya dengan baik, dengan penampilan kulit luar serta penataan interior yang maksimal, mereka mampu menampilkan kebutuhan dan keindahan bangunan yang dipadukan dengan tuntuan gaya hidup si pemilik.
Arsitektur minimalis dapat diterapkan secara efisien untuk mengurangi pencemaran global seperti pemanasan yang di akibatkan efek rumah kaca. Sekali lagi gaya ini muncul dan pengejewantahan gayah hidup modern yang cenderung simple dan sederhana dan serba cepat, yang tidak mau direpotkan oleh tetek-bengek proses biorkrasi hidup berbelit-belit.
(Fakhri Rezy)