JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terus tertekan. Bahkan mata uang Garuda kian mendekati level Rp16.000 per USD.
Menurut Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudhistira, kebijakan yang dilakukan BI selama ini disebut sudah sangat baik untuk menjaga nilai tukar agar tetap stabil. Misalnya dengan melakukan intervensi dengan membeli surat utang negara (SUN) di pasar saham.
Baca Juga: Rupiah Kian Dekati Rp16.000/USD, Ini Daftar Kurs Jual dan Beli di Perbankan
"Sejauh ini BI bisa lakukan intervensi dengan beli surat utang pemerintah di pasar," ujarnya saat dihubungi Okezone, Kamis (19/3/2020).
Meskipun begitu, Bank Indonesia perlu terus mendorong penggunaan mata uang Rupiah untuk ekspor. Beberapa aktivitas ekspor yang bisa didorong menggunakan Rupiah seperti transaksi menuju Malaysia hingga Thailand.
Baca Juga: Rupiah Kian Terpuruk, BI Catat Kurs Jisdor Rp15.712/USD
"Mendorong local currency settlement untk meningkatkan penggunaan rupiah untk ekspor ke malaysia dan thailand misalnya," ucapnya.
Selain itu, Bank Indonesia juga perlu memperbaiki mekanisme insentif dana hasil ekspo (DHE). Langkah ini dilakukan untuk membuat para eksportir ini tertarik untuk mengkonversi DHE-nya dari dolar menuju Rupiah.