JAKARTA – China menuding peraturan baru di India terkait investasi asing melanggar prinsip-prinsip nondiskriminasi dan perdagangan yang bebas dan adil yang disepakati Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal ini disampaikan seorang juru bicara Kedubes China di New Delhi.
India meningkatkan peraturan-peraturan investasi dalam negeri bagi perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di negara-negara tetangga. Dalam pernyataannya, pemerintah India tidak menyebut-nyebut China saat mengumumkan kebijakan baru tersebut. Namun, langkah itu dipandang banyak pihak, sebagai upaya untuk menghalangi usaha pengambilalihan dan akuisisi oleh investor-investor China selama wabah virus corona.
Baca Juga: Kepala BKPM Blakblakan Sulit Kejar Target Investasi
Melansir VOA, Selasa (21/4/2020), pasar saham India anjlok 25% sejak 15 Februari, sehingga menghapus nilai banyak perusahaan. Keadaan ini dipandang India sebagai peluang bagi para investor China yang bermodal besar untuk memperdalam cengkeramannya. India tidak menginginkan itu terjadi.
Hingga Desember 2019, investasi kumulatif China di India telah melampaui USD8 miliar, jauh lebih besar daripada total investasi yang dilakukan India di negara-negara yang berbatasan langsung dengan India. India merasa investasi China di negara itu tidak terkontrol. Keadaan ini bisa memberikan dampak drastis terhadap kepemilikan aset-aset India.