JAKARTA - Pemerintah mulai membuka kembali aktivitas sosial ekonomi masyarakat dengan protokol kesehatan yang ketat. Langkah tersebut dilakukan dalam rangka menyambut new normal.
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan, meskipun di tengah kondisi new normal namun pelatihan masih akan dilakukan secara online. Meskipun, pihaknya sudah diminta untuk mempersiapkan pelatihan offline.
Baca juga: Batal Dibuka Habis Lebaran, Kapan Pendaftaran Gelombang 4 Kartu Pra Kerja?
Ada beberapa pertimbangan kenapa PMO masih akan melakukan pelatihan secara online. Pertama adalah butuh persiapan khusus untuk melaksanakan pelatihan langsung secara tatap muka kepada peserta Kartu Prakerja.
Kemudian yang kedua adalah potensi penularan virus corona yang masih bisa mengancam. Meskipun, diakuinya jika penyebaran virus Corona saat ini sudah mengalami penurunan di beberapa daerah
Baca juga: Kejar Cita-Cita Jadi Pilot, Begitu Lulus Tak Ada Pekerjaan
“Jadi memang sudah jadi arahan komite untuk siapkan pelatihan offline atau tatap muka. Tapi ini butuh persiapan, karena kalau pun ada yang beberapa daerah greenlight, tapi masih ada risiko penularan. Dan persiapan harus sesuai protokoler kesehatan tatap muka,” ujarnya dalam telekonferensi, Senin (8/6/2020).
Sebagai salah satu contoh persiapan adalah masalah anggaran. Saat ini program kartu pra kerja akan memberikan manfaat kepada para pesertanya sebesar Rp3,55 juta.
Sementara jika pelatihan secara offline rata-rata insentif yang didapat adalah sebesar Rp5 juta. Memang lebih rendah karena disamping dilakukan secara online, kartu pra kerja juga berguna untuk program semi bantuan sosial.
“Bantuan pelatihan untul peserta hanya Rp 1 juta, tapi kenyataannya pelatihan offline lembaga pelatihan rata-rata nilainya Rp 5 juta, dari Rp 3 juta sampai Rp 7 juta. Sekarang online tidak bisa mengakses pelatihan offline,” jelasnya.
(Fakhri Rezy)