Wall Street Galau, Ekonomi AS Tak Pulih Cepat

Fadel Prayoga, Jurnalis
Jum'at 19 Juni 2020 07:33 WIB
Wall Street (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Wall Street bergerak dua arah pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Investor mencerna data lonjakan kasus baru virus corona.

Indeks S&P ditutup lebih tinggi di tengah investor mempertimbangkan lonjakan kasus baru virus corona dan kemungkinan putaran baru shutdown serta data pemulihan ekonomi AS mungkin tidak bangkit kembali dengan cepat seperti berbentuk V (V shapes).

Ketiga indeks bursa saham AS bergerak Tipis dan terombang-ambing hampir sepanjang perdagangan, tetapi indeks S&P dan Nasdaq berhasil menguat di akhir sesi perdagangan.

Melansir Reuters, Jakarta, Jumat (19/6/2020), indeks Dow Jones Industrial Average turun 39,51 poin, atau 0,15% menjadi 26.080,1, indeks S&P 500 naik 1,85 poin atau 0,06%menjadi 3.115,34 dan indeks Nasdaq Composite naik 32,52 poin, atau 0,33% menjadi 9.943,05.

"Pasar mencari dorongan besar berikutnya," kata Chuck Carlson, Chief Executive Officer di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

"Ada banyak impuls di pasar bagi investor untuk menimbang, menyaring dan memperhitungkan untuk mencari tahu arah selanjutnya," katanya.

Sementara beberapa negara bagian AS telah melaporkan lonjakan kasus baru Covid-19 setelah membuka kembali ekonomi mereka.

Presiden Donald Trump menegaskan Amerika Serikat tidak akan memberlakukan kebijakan pembatasan untuk menekan penyebaran pandemi.

"Investor dalam mode menunggu dan melihat," kata Charlie Ripley, ahli strategi pasar senior untuk Allianz Investment Management di Minneapolis.

"Konsensusnya adalah kita berada di jalan menuju pemulihan, tetapi mungkin ada benjolan di sepanjang jalan dan peningkatan jumlah virus ini bisa menjadi salah satu dari benjolan itu," tambah Ripley.

Di sisi lain, klaim pengangguran awal minggun ini turun sedikit menjadi 1,51 juta, menurut Departemen Tenaga Kerja. Jumlah ini lebih buruk daripada konsensus dan berlanjutnya klaim tetap tinggi hingga 20,54 juta, menunjukkan pasar tenaga kerja memiliki jalan panjang menuju pemulihan.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya