Kepala Eksekutif Coca-Cola James Quincey mengatakan, perusahaan akan menggunakan waktu untuk menilai kembali standar dan kebijakan periklanan dan akan membiarkan mitra media sosialnya tahu bahwa
"Kami mengharapkan akuntabilitas, tindakan, dan transparansi yang lebih besar dari mereka. Dan perusahaan kami tidak bergabung dengan boikot resmi Facebook,” jelasnya.
Kemudian Starbucks dengan perkiraan biaya yang dihabiskan yakni sebesar USD94,9 juta. Pihak Starbucks pun menjelaskan, bahwa mereka akan menghentikan iklan di semua platform media sosial. Sementara kami melanjutkan diskusi secara internal, dengan mitra media kami dan dengan organisasi hak sipil dalam upaya untuk menghentikan penyebaran pidato kebencian.”
Diperkirakan biaya sebanyak USD42,4 juta yang dimiliki Unilever sebagai salah satu pengiklan terbesar di dunia, akan berhenti menjalankan iklan di Facebook, Instagram dan Twitter di Amerika Serikat setidaknya sepanjang 2020, yang disebut sebagai periode pemilihan terpolarisasi.
(Feby Novalius)