JAKARTA - Korea Selatan (Korsel) mengalami resesi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020. Hal ini pun serupa dengan yang dialami Singapura.
Penyebab resemi ekonomi pada dua negara tersebut pun karena pandemi virus corona yang meluas. Hal tersebut yang menyebabkan perdagangan Korsel turun drastis.
Okezone pun merangkum fakta-fakta soal resesi ekonomi Korsel, Sabtu (25/7/2020):
1. Korsel Resesi
Ekonomi Korea Selatan mengalami resesi pada kuartal II-2020. Ekonomi terbesar keempat Asia tersebut menyusut 3,3% pada kuartal ke dua tahun ini. Bank of Korea mengungkapkan kontraksi ini paling tajam sejak kuartal pertama 1998.
2. Kondisi Terburuk Sejak 1963
Korea Selatan memasuki resesi perekonomian karena kinerja ekspor tahun ini menurun dratis atau berada pada level terburuk sejak 1963.
Hal tersebut karena pandemi virus corona membuat ekspor dan pembatasan sosial sebagai upaya mencegah penularan virus melumpuhkan aktivitas industri. Pertumbuhan ini pun menjadi yang terburuk selama lebih dari dua dekade.
3. Penyebab Krisis Korsel
Ada beberapa sebab yang membuat ekonomi Korsel turun dratis karena Covid. Pertama, kinerja ekspor tahun ini menurun dratis atau berada pada level terburuk sejak 1963. Tercatat ekspor turun 16,6%.
Kedua, investasi pada sektor konstruksi turun 1,3% dari dari kuartal pertama ke kuartal kedua. Kemudian investasi modal turun 2,9%.
Ketiga, output dari sektor manufaktur dan jasa juga mengalami penurun, masing-masing sebesar 9,0% dan 1,1%.
4. Diprediksi Pulih Kuartal III-2020
Menteri Keuangan Korsel Hong Nam-ki mengatakan, ekonomi negaranya kemungkinan akan pulih pada kuartal III-2020. "Mungkin bagi kita untuk melihat rebound pada kuartal ketiga, ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit berlanjut," kata Hong.