JAKARTA - Tekanan ekonomi yang timbul akibat pandemi Covid-19 membuat perekonomian Indonesia diprediksi tercebur ke jurang resesi pada kuartal III-2020. Krisis itu pun akan menyulitkan pemerintah dalam mendesain skema pemulihan ekonomi.
Okezone pada Minggu (20/9/2020) merangkum sejumlah fakta terbaru terkait ancaman resesi yang akan menimpa Indonesia. Berikut rangkuman ulasannya :
1. Sri Mulyani Akui Kesulitan Desain Pemulihan Ekonomi Nasional
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku dalam menyusun kebijakan ekonomi dalam menghadapi covid-19 sangat sulit. Apalagi, di kuartal kedua Indonesia sudah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup dalam yakni minus 5,32%. Ekonomi Indonesia di ambang resesi jika kuartal III-2020 kembali minus.
"Dalam mendesain kebijakan fiskal di tahun 2020 sangat sulit karena masih adanya ketidakpastian yang dibayangi covid-19," ujar Menkeu dalam diskusi virtual, Jumat (18/9/2020).
Baca Juga: Indonesia Diprediksi Resesi, Faktanya Jokowi Masih Punya Harapan
2. Pemulihan Ekonomi Tak Bisa Dilakukan Selama Masih Ada Covid-19
Bendahara negara itu menilai pemulihan ekonomi Indonesia tidak bisa dilakukan jika covid-19 masih ada. Adapun kebijakan ekonomi yang dibuat tidak akan berguna jika belum bisa mengatasi pandemi covid-19.
"Kebijakan ekonomi masih tidak akan berguna jika covid-19 belum bisa diatasi," kata Sri Mulyani.
3. Dibutuhkan Kebijakan yang Luar Biasa
Sri Mulyani menambahkan dengan adanya pandemi covid-19 ini bakal membuat defisit ekonomi akan melebar. Hal ini lebih parah dibandingkan krisis ekonomi yang terjadi pada 1998.
"Defisit akan melebar yang mana kita pernah mengalaminya di tahun 1998. Jadi kita butuh kebijakan luar biasa dalam menghadapi virus covid-19," jelasnya.