JAKARTA - PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) ditetapkan menjadi bank survivor atau entitas setelah merger atau penggabungan dengan dua bank syariah anak usaha BUMN. Kedua bank syariah BUMN adalah PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri.
Bank BRISyariah yang ditetapkan sebagai survivor dari hasil merger diumumkan melalui keterbukaan informasi.
Baca juga: 3 Bank Syariah BUMN Akan Merger, Berganti Nama Jadi Bank Amanah?
"Memperhatikan perjanjian penggabungan bersyarat, setelah penggabungan menjadi efektif, BRIS akan menjadi entitas yang menerima penggabungan dan pemegang saham BNI Syariah dan pemegang saham BSM, akan menjadi pemegang saham entitas yang menerima penggabungan," demikian bunyi keterangan dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (13/10/2020).
Penggabungan yang direncanakan hanya akan menjadi efektif setelah diperolehnya persetujuan dari otoritas-otoritas yang berwenang dan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dari masing-masing pihak serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca juga: Pernyataan Erick Jelang Merger Bank Syariah BUMN: Ini Amanah
Melalui penandatanganan perjanjian tersebut maka proses merger resmi dimulai. Hal ini menjadi tonggak awal bersejarah untuk melahirkan sebuah bank syariah nasional terbesar di Indonesia yang berpotensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.
"Setelah penggabungan menjadi efektif, BRI Syariah akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity)," tulis dokumen tersebut.
Dari segi aset, tercatat hingga Juni 2020, ketiga bank syariah BUMN dan satu unit usaha syariah (UUS) memiliki total aset sebesar Rp 245,87 triliun. Jika merger berhasil dilakukan maka akan tercipta satu bank syariah besar yang dipunyai Indonesia.
Bank Syariah Mandiri memiliki aset sebesar Rp114,4 triliun pada Juni 2020 atau meningkat 13,26 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Kemudian disusul dengan BNI Syariah dengan aset Rp 50,78 triliun atau tumbuh 17,8 persen yoy. Sementara BRI Syariah tumbuh 34,7 persen yoy sebesar Rp 49,6 triliun. Adapun aset UUS BTN Rp 31,09 triliun atau tumbuh 6,5 persen yoy.
(Fakhri Rezy)