KUPANG - Sepi pembeli, petani rumput laut di Desa Tablolong Nisa Tenggara Timur merugi hingga puluhan juta Rupiah. Kondisi ini disebabkan karena harga jual yang kian merosot akibat pandemi Covid-19.
Sejumlah masyarakat pembudidaya rumput laut di Desa Tablolong kini menjerit. Pasalnya, nilai jual rumput laut menurun hingga 50%, dan dari semula seharga Rp24.000 menjadi Rp15.000 per kilonya.
Baca Juga: Menko Airlangga Minta Petani Saling Integrasi biar Untung
Petani Budidaya Rumput Laut Thamar Doroh Leneng mengatakan, walau kerugian yang dialami mencapai puluhan juta Rupiah pada sekali panen setiap 5 bulan, sejumlah petani rumput laut memilih tetap untuk bertahan karena tidak ada pilihan lain untuk mencari sumber penghasilan.
Sebelum adanya Covid-19, masyarakat di Desa Tablolong disibukkan dengan begitu banyaknya orderan baik dari perusahaan pengepul maupun toko-toko yang memproduksi berbagai produk dari olahan rumput laut.