JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Meski kini babak belur akbat pandemi Covid-19, namun UMKM pernah menjadi penyelamat ekonomi saat krisis 1998.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, bukan konglomerat atau korporasi besar yang mampu menyelamatkan ekonomi Indonesia dalam tekanan krisis, namun UMKM
Bahlil menegaskan, dalam krisis ekonomi Indonesia pada 1998 silam, UMKM menjadi instrumen pemerintah yang dapat menyelamatkan ekonomi dalam jurang resesi akibat krisis finansial Asia selama 1997-1998.
"Dalam sejarah, untuk mengisi kemerdekaan, pada 1998, pada saat krisis ekonomi (Indonesia), yang menyelamatkan perekonomian kita adalah UMKM, bukan konglomerat atau korporasi besar," ujar Bahlil, Selasa (1/12/2020) malam.
Baca Juga: UMKM Lebih Butuh Edukasi, Bukan Cuma Advokasi
Pernyataan Bahlil cukup beralasan, secara agregat, UMKM memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 60%. Angka ini paling besar jika dibandingkan sumbangsi ekonomi dari sektor bisnis lainnya.
Tak hanya itu, di sisi pembukaan lapangan saat ini, usaha mikro tersebut mampu menyerap sebanyak 120 juta lapangan pekerjaan. Hal itu sebanding dengan jumlah unit usaha UMKM di sejumlah wilayah di Indonesia yang tercatat hingga mencapai 99,7%.
"Kontribusi terhadap lapangan pekerjaan sebanyak 120 juta lapangan pekerjaan. Unit usahanya 99,7% dari UMKM," katanya.
Atas dasar itu, Bahlil juga menekan, agar para pahlawan ekonomi Indonesia tersebut untuk tidak perlu malu berstatus sebagai pelaku bisnis mikro.
"60% pertumbuhan PDB Indonesia berasal dari UMKM. Kontribusi terhadap lapangan pekerjaan sebanyak 120 juta lapangan pekerjaan. Unit usahanya 99,7% dari UMKM, jadi enggak perlu merasa malu untuk mengatakan bahwa UMKM kita adalah pengusaha UMKM. Tidak boleh ada perasaan itu," kata dia.
Perihal krisis moneter yang berakibat pada kontraksinya ekonomi Indonesia secara signifikan, di mana, defisit ekonomi Indonesia mencapai 13%, inflasi ekonomi 88%, serta cadangan devisa dengan USD17 miliar, UMKM mampu memberikan kontribusi untuk memulihkan perekonomian Tanah Air.
"Di saat defisit ekonomi kita 13%, inflasi ekonomi kita 88%, dan cadangan devisa dengan USD17 miliar. Itu UMKM mampu memberikan kontribusinya yang luar biasa," kata dia.
(Dani Jumadil Akhir)