JAKARTA - Harga minyak dunia turun hampir 3% pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Harga minyak turun karena jenis baru virus corona yang menyebar cepat telah menutup sebagian besar Inggris dan pembatasan lebih ketat di Eropa, memicu kekhawatiran tentang pemulihan yang lebih lambat dalam permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari merosot USD1,35 atau 2,6%, menjadi ditutup pada USD50,91 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Berakhir Menguat ke Level Tertinggi
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari mengakhiri sesi USD1,36 atau 2,8% lebih rendah pada USD47,74. Kontrak WTI Februari yang lebih aktif jatuh USD1,27 atau 2,6%, menjadi menetap di USD47,97 per barel.
Kedua kontrak telah kehilangan sebanyak tiga dolar AS di awal sesi, penurunan harian terbesar mereka dalam enam bulan, dilansir dari Antara, Selasa (22/12/2020).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil meski Stok AS Meningkat Drastis
Penguatan dolar AS juga membebani pasar minyak. Greenback yang kuat membuat komoditas dalam denominasi dolar seperti minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Laporan dari jenis baru virus corona telah membebani sentimen risiko dan minyak. Pembatasan mobilitas baru di seluruh Eropa juga tidak membantu karena permintaan minyak Eropa akan terganggu,” kata analis minyak UBS, Giovanni Staunovo.
“Investor harus menyadari bahwa jalan menuju permintaan dan harga minyak yang lebih tinggi akan tetap bergelombang,” imbuhnya.
Brent naik di atas USD50 minggu lalu untuk pertama kalinya sejak Maret, didukung oleh optimisme yang berasal dari vaksin covid-19.
Tetapi jenis baru covid-19, yang disebut-sebut 70% lebih mudah menular daripada yang asli, telah memperbaharui kekhawatiran tentang virus tersebut, yang telah menewaskan sekitar 1,7 juta orang di seluruh dunia.
Lebih banyak negara menutup perbatasan mereka ke Inggris menyebabkan kekacauan perjalanan dan meningkatkan prospek kekurangan pangan di Inggris.
"Jenis baru virus corona di Inggris telah menunjukkan kepada kita bahwa optimisme vaksin yang menahan Brent di atas USD50 per barel dapat diturunkan dalam sekejap," kata analis Rystad Energy, Louise Dickson.
Varian baru virus telah terdeteksi di negara lain, termasuk Australia, Belanda dan Italia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)