JAKARTA - Penutupan Perbankan Indonesia tidaklah mudah. Pasalnya, penutupan perbankan harus melihat sifatnya sistematik atau bukan.
Pengamat Perbankan Doddy Ariefianto menilai jika melakuka penutupan pada perbankan umum akan bersifat sistematik. Hal ini dikarenakan perbankan umum bisa menjadi tulang punggung untuk ekonomi Indonesia.
Baca juga: Simak Ini Jadwal Operasional BCA, Bank Mandiri hingga BRI saat Libur Natal dan Tahun Baru
"Kalau terjadi penutupan pada perbankan umum tutup itu bukanlah hal yang gampang dan berdampat sistemik. Jadi harus hati-hati dalam menutup perbankan," ujar Doddy Ariefianto acara Market Review IDX, Rabu (6/1/2021).
Kata dia, akuisisi atau merger yang terjadi pada perbankan besar dan kecil memiliki keuntungan. Namun, akuisis ini harus dilihat dari segi investor.
Baca juga: Bank Tak Berani Beri Kredit, Sri Mulyani: Ekonomi Akan Pingsan
"Kalau mengenai akuisisi pada perbankan kecil dan besar itu bisa menguntungkan," ujarnya.
Lalu, Perbankan kecil harus bisa memenuhi modal minum inti. Salah satunya mekanisme dengan melakukan screening untuk bisa mendapatkan tambahan modal.
"Mekanisme screening itu udah diatur OJK karena bank itu enggak bisa pindah tangan, karena harus fokus untuk calon yang mengambil," jelasnya.
Dia menambahkan dengan adanya restrukrisasi kredit bisa membantu perbankan bisa bertahan. Adapun implementasi perbankan harus bisa menghadapi tekanan besar yang masih terjadi di tahun 2021.
"Kalau pandemi udah kelihatan bisa liat stratgei perbankan nanti," jelasnya.
(Fakhri Rezy)