Pardede kembali menyinggung bahwa kontraksi ekonomi Indonesia sepanjang 2020 disebabkan pergerakan masyarakat dan sektor industri menjadi terbatas akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Di mana, kebijakan itu untuk menekan penyebaran virus corona. Namun, langkah itu justru membuat ekonomi Indonesia terjerembab dalam jurang resesi.
"Karena apa yang kita lihat di tahun 2020, pada saat kita kena pandemi yang terjadi adalah kita melakukan PSBB, intinya mobilitas manusia dan barang menjadi terbatas," kata dia.
International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia telah merespon tekanan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh pandemi dengan paket kebijakan yang komprehensif dan terkoordinasi.
Lembaga ekonomi dunia itu melihat ekonomi Indonesia akan berada pada zona positif, di mana, ekonomi mulai mengalami rebound pada semester kedua 2020. Dengan demikian, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,8% pada 202. Kendati begitu, proyeksi IMF ini jauh lebih rendah dari bacaan pada Oktober 2020. Saat itu, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,1% pada 2022.
IMF memandang pelaksanaan vaksinasi yang lebih cepat dan luas sebagai risiko kenaikan di dalam pertumbuhan, sementara penundaan dapat menyebabkan pandemi yang lebih berlarut-larut dan ini adalah risiko terjadinya penurunan.
(Dani Jumadil Akhir)