Sementara, ketersediaan CPOdalam negeriterus bertambah, seiring dengan kebutuhan yang terus meningkat. “Untuk Indonesia, ketersediaan CPO sangat menggembirakan karena termasuk penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, dengan jumlah panen melimpah sejak 2008,” urai Yuka. Ini mendasari usulan rekomendasi kedua, yaitu Pembangunan Perkebunan Energi crude palm oil(CPO) secara masif, sebagai bahan baku Green Diesel, Green Gasoline, Green Avtur, danGreen LPG,”tambah Yuka.
Langkah usulan rekomendasi ketiga,Peneliti Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi LIPI, Budi Triyono mengatakan perlu merumuskan beberapa kebijakan merancang Kilang Green Fuel yang dapat mengolah minyak sawit menjadi Green Diesel, Green Gasoline ,Green Avtur danGreen LPG. Di sisi lain diperlukan juga untuk mendorong penelitian bibit unggul minyak pangam, minyak nyamplung, minyak kemiri sunan, dan lain lain. “Hal ini ditujukan untuk menghindari pembukaan perkebunan kelapasawit yang lebih meluas lagi,” ujar Budi.
Langkah usulan rekomendasi ketiga,Peneliti Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Ilmu Pengetahuan Teknologi dan InovasiLIPI, Budi Triyono mengatakan perlu merumuskan beberapa kebijakan merancang Kilang Green Fuelyang dapat mengolah minyak sawit menjadi Green Diesel, Green Gasoline, Green Avtur danGreen LPG.Di sisi lain diperlukan juga untukmendorong penelitian bibit unggul minyak pangam, minyak nyamplung, minyak kemiri sunan, dan lain lain. “Hal ini ditujukan untuk menghindari pembukaan perkebunan kelapa sawit yang lebih meluas lagi,” ujar Budi.
Sedangkan rekomendasi keempat, bagi parapemangku kepentingansecara bersama, dapatmenciptakan inovasi green fuelbuatan dalam negeri. “Direktorat Bioenergi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM perlu mengatur tempo, agar pembuatan perkebunan energi dan pengembangan teknologi green fuel bisa berjalan beriringan, sehingga ekosistem inovasi energi biodiesel dapat terbentuk,” Rincinya.
(Fakhri Rezy)