Namun hampir dua tahun kemudian, pengembang asal Inggris tersebut masih belum siap untuk mengakui kekalahan.
"Keputusan ini bukan epilog dari kasus ini. Bahkan, gagasan untuk menghancurkan Chateau Diter, yang merupakan mahakarya arsitektur, tidak terbayangkan dan konyol. Kita akan berjuang untuk menghindari ini,” kata pengacara Diter, Philippe Soussi.
Kemudian, Soussi "mengisyaratkan" bahwa dia dan Diter akan membawa kasus ini ke Pengadilan Hak Asasi Manusia di Eropa.
Mengetahui hal tersebut, Anggota Dewan Kota Grasse, Paul Euzière memberikan tanggapannya.
"Itu konyol. Tidak ada yang melanggar hak asasi manusia Patrick Diter. Haknya telah diperhitungkan di setiap langkah selama perjalanan hukum ini,” kata Paul Euzière.
(Fakhri Rezy)