JAKARTA - Kementeriam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan merger antara Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dan PT Perikanan Nusantara (Perinus) rampung pada semester I-2021. Merger BUMN perikanan ini dipastikan tidak akan memberi dampak buruk bagi para nelayan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, usai kedua BUMN merger dalam satu manajemen holding, maka dipastikan perseroan tidak akan memiliki kapal ikan. Kepemilikan kapal hanya akan memberi dampak buruk bagi nelayan.
"Perinus dan Perindo mau merger, tapi Perinus dan Perindo enggak lagi punya kapal-kapal, karena kalau ada kapal-kapal matiin nelayan," ujar Erick dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jumat (5/3/2021) malam.
Baca Juga: Menakar Kekuatan BUMN Perikanan jika Di-Merger Erick Thohir
Terkait hal itu, Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah berkoordinasi. Pembicaraan kedua kementerian juga terkait cold chain (rantai pasok) perseroan setelah digabungkan.
"Bagaimana Perinus dan Perindo sinergi BUMN dengan KKP bangun cold chain, off taker-nya siapa? Kita harap apalagi sudah ada kargo Manado, Jepang Sumatera langsung, bukan nggak mungkin cold chain ini dapat message, ikan ini lagi dicari, sudah tahu spesifik, nah ini nih lihat juga Perindo Perinus bagaimana bangun cold storage mudah, tapi off take sulit," katanya.
Direktur Operasional Perindo Raenhat Tiranto Hutabarat mengatakan, penggabungan BUMN Perikanan akan berdampak pada bisnis perseroan. Di mana, bisnis akan menguat lantaran Perindo dan Perinus saling melengkapi dari mulai hulu ke hilir.