"Imbal hasil obligasi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran tentang inflasi tinggi yang muncul karena ekonomi utama dunia telah mengaktifkan keran uang mereka selama setahun terakhir," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dari stimulus yang meluas, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi tahun ini telah mengancam status tersebut karena diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan pada Kamis (11/3/2021) untuk mempercepat pembelian obligasi di bawah program pembelian darurat pandemi untuk menghentikan kenaikan biaya pembiayaan utang yang tidak beralasan.
Tetapi, ECB mempertahankan total pembelian obligasinya tidak berubah pada 1,85 triliun euro dan juga membiarkan suku bunga acuan tidak berubah. Emas juga berada di bawah tekanan tambahan karena ketiga indeks utama saham di Amerika Serikat naik.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 6,3 sen atau 0,24% menjadi ditutup pada USD26,193 per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik USD0,50 atau 0,04% menjadi menetap di USD1.202,30 per ounce.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)