Atas dasar hambatan-hambatan ini lanjut dirinya masih meragukan target lifting pada akhir tahun yang sebesar 705 ribu barel akan tercapai. Namun pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa strategi yang disiapkan untuk mengejar target lifting tersebut.
"Mungkin outlook akhir tahun tidak sampai 705 ribu bph, tapi grand strategi no decline di 2021 ini bisa kita dekatkan sedekat mungkin," kata Dwi.
Sementara itu, rendahnya capaian lifting gas disebabkan kinerja produksi beberapa lapangan tidak sesuai prognosis,seperti kinerja gas non-asso di PHE OSES. Kemudian, mundurnya kontribusi bor beberapa sumur, seperti di PHKT dan Minarak Brantas.
Selain itu, ada beberapa kejadian unplanned shutdown di awal tahun. Sebut saja eperti pada Train-1 dan Train-2 BP Berau, Pearl Oil Sebuku, CPGL, PetroChina Jabung.
"Tapi memang capaian gas ini lebih baik sebesar 98%, dan bisa lebih baik lagi kalau serapannya optimal," kata Dwi.
(Dani Jumadil Akhir)