JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 ditargetkan mencapai 5,4% hingga 6%. Hal itu tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022. Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, maka Indonesia membutuhkan nilai investasi sebesar Rp5.891,5 triliun - Rp5.931,8 triliun.
"Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi setinggi itu dibutuhkan investasi sebesar Rp5.891,5 triliun," ujar dia dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat secara virtual, Kamis (29/4/2021).
Baca Juga: Jokowi: Anggaran Pembangunan Harus Lebih Besar dari Belanja Pegawai
Dia mengatakan, investasi tersebut dapat berasal dari investasi pemerintah dan non pemerintah, namun dengan porsi terbesar tetap dari swasta yang mencapai 83%.
Dari paparannya, target investasi pemerintah sebesar Rp497 triliun, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senilai Rp577 triliun, dan swasta Rp4.857,7 triliun.
Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Pemda Optimalkan Sumber Dana Non-APBD
"Diperlukan investasi non pemerintah termasuk BUMN dan swasta, terutama swasta untuk memicu investasi dan menggerakan sektor-sektor yang sedang idle," katanya.
Harapannya, nilai investasi itu dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan memicu perbaikan total factor productivity Indonesia melalui peningkatan kualitas tenaga kerja dan pengelolaan investasi. Dengan begitu, akan memicu terjadinya penurunan ICOR Indonesia menjadi 6,24 di 2022, setelah di 2021 diperkirakan ICOR tumbuh 8,16.
Bahkan, laju perekonomian nasional dapat dipertahankan di kisaran 6% setiap tahunnya, kata dia, tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat lepas dari middle income trap pada 2036 dan menjadi negara maju di 2045.
"Kalau kita ingin kembali target (menjadi negara maju 2045), setidaknya Indonesia harus bisa tumbuh 6% agar graduasi dari middle income trap sebelum 2045," tutur dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)