JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia mencatatkan kinerja yang positif di tengah pandemi Covid-19 tahun 2020. Perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,8 triliun atau meningkat 7,318% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp24,5 miliar.
CEO Grup MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan, pencapaian ini merupakan refleksi atas kapabilitas MIND ID dalam merespon perubahan dan dinamika akibat pandemi yang mengharuskan pelaksanaan kegiatan operasional berdasarkan kebiasaan baru.
Baca juga: Cadangan Masih Banyak, Bisnis Batu Bara Sudah Sunset
Perusahaan mendorong Grup MIND ID meningkatkan efektivitas kinerja produksi dan penjualan, melakukan inovasi operasional yang mendukung pengelolaan biaya yang efisien, melakukan eksekusi terhadap peluang pertumbuhan bisnis untuk mempertahankan daya saing, dan memastikan pelaksanaan protokol kesehatan di seluruh area
"Di tahun 2020, kegiatan untuk produksi memang mengalami gangguan akibat pandemi Covid-19. Namun kami melakukan melakukan inovasi operasional sehingga mendukung pengelolaan biaya yang efisien," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (7/5/2021).
Baca juga: Mind Id Akuisisi 20% Saham Vale, Begini Cara Bayarnya?
MIND ID mencatat total pendapatan sebesar Rp66,6 triliun pada tahun 2020. Tiga kontributor terbesar pendapatan perusahaan berasal dari komoditas emas sebesar 29,1%, batubara 25,9%, dan timah 21,5%. Sedangkan aluminium berkontribusi 9,8%, feronikel 7%, bijih nikel 2,9% dan lain-lain sebesar 3,7%.
“Di tahun 2021, perusahaan akan tetap mempertimbangkan kesempatan-kesempatan baru yang berpotensi mendukung peluang pertumbuhan bisnis dengan tetap melakukan mitigasi risiko secara terukur," jelas Orias.
MIND ID juga membukukan capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) tahun 2020 sebesar Rp11,3 triliun atau meningkat sebesar 33,8% dibandingkan tahun 2019 yang tercatat Rp8,4 triliun. Sementara capaian laba kotor tahun 2020 sebesar Rp11,6 triliun dan laba usaha sebesar Rp5,1 triliun. Perusahaan juga senantiasa terus meningkatkan portofolio pengelolaan komoditas mineral melalui akuisisi untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis.
(Fakhri Rezy)