Harga Emas Turun 0,28% Tertekan Kenaikan Dolar AS

, Jurnalis
Sabtu 22 Mei 2021 08:27 WIB
Harga Emas Turun. (Foto: Okezone.com/Freepik)
Share :

CHICAGO - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor melakukan aksi ambil untung dari kenaikan selama enam hari berturut-turut. Hal ini dilakukan saat dolar AS menguat ditopang data manufaktur yang solid.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange jatuh USD5,2 atau 0,28% menjadi USD1.876,70 per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (20/5/2021), emas berjangka terkerek USD0,4 atau 0,02% menjadi USD1.881,90.

Data menunjukkan aktivitas pabrik AS semakin cepat pada awal Mei di tengah permintaan domestik yang kuat. IHS Markit melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur naik ke rekor 61,5 pada Mei dari 60,5 di bulan sebelumnya, sehingga mengurangi daya emas.

Baca Juga: Harga Emas Berjangka Enam Hari Berturut

Di sektor jasa, indeks manajer pembelian "flash" IHS Markit naik ke rekor 70,1 pada Mei dari 64,7 pada April.

"Data ekonomi yang kuat seperti PMI berpotensi memiliki peluang untuk menyebabkan beberapa riak jangka pendek di pasar emas, berdasarkan premis bahwa Federal Reserve berpotensi mengurangi pembelian obligasi lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Direktur Perdagangan Logam, David Meger, dikutip dari Antara, Sabtu (22/5/2021).

Baca Juga: Naik Ceban, Harga Emas Antam Dipatok Rp957.000/Gram

Risalah Fed pada Rabu (19/5/2021) menunjukkan sejumlah pejabat siap untuk mengurangi kebijakan moneter di tengah pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, meskipun para pelaku pasar mengabaikan kekhawatiran tersebut karena mereka tidak berharap itu akan terjadi dalam waktu dekat.

Dolar AS juga menguat 0,3% terhadap enam mata uang utama saingannya, membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang dijadikan acuan bertahan di 1,62% turun dari tertinggi hampir satu minggu 1,69% pada Rabu (19/5/2021).

"Pasar obligasi menunjukkan bahwa mereka cenderung percaya bahwa Fed akan jauh lebih lambat dalam menghapus akomodasi," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya,

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya