Dia menambahkan, kebijakan yang dimaksud yakni berbagai kegiatan MICE yang diadakan dari pemerintah. Seperti, kegiatan meeting yang memang mempunyai kontribusi cukup besar pada perhotelan termasuk juga hotel-hotel di Bali.
Namun, Yusran mengatakan, untuk program Work From Bali (WFB) pihaknya mengaku tidak tahu secara detail akan seperti apa program tersebut.
“Kami tidak terlalu tahu detail atau paham seperti apa yang dimaksud WFB tersebut. Apakah itu merupakan kegiatan-kegiatan pertemuan seperti yang sudah pernah dikerjakan atau memang mereka-mereka ini benar-benar bekerja dari hotel,” ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)