JAKARTA - Taliban resmi menguasai Afghanistan. Lalu bagaimana nasib ekonomi Afghanistan? Terlebih lagi Dana Moneter Internasional (IMF) batal memberikan dana jumbo setelah Afghanistan dikuasai Taliban.
Sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan, menurut Bank Dunia, ekonomi Afghanistan dibentuk dari kerapuhan dan ketergantungan bantuan, di mana 75 persen belanja publik didanai dari hibah.
Dalam Kongres Afghanistan 2020, bantuan tersebut berkurang sekitar 20 persen dari jumlah yang diberikan pada 2016-2020 setelah sejumlah donor utama hanya menjanji bantuan satu tahun di masa depan.
Dengan Taliban yang berkuasa, maka berpotensi mengurangi bantuan asing yang diandalkan negara itu, termasuk dalam bentuk SDR.
Terbaru, Afghanistan dijadwalkan menerima Hak Penarikan Khusus (SDR) dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada Senin (23/8/2021) senilai hampir setengah miliar dolar Amerika Serikat (AS). Namun IMF memblokirnya lantaran negara tersebut kini dikuasai Taliban.
Juru bicara IMF Gerry Rice mengatakan, IMF dipandu oleh pandangan masyarakat internasional terkait dengan persetujuan pencairan SDR. Melihat situasi saat ini, maka IMF menangguhkan pinjaman tersebut.
"Saat ini ada ketidakjelasan dalam komunitas internasional mengenai pengakuan pemerintah di Afghanistan, sebagai akibatnya negara tersebut tidak dapat mengakses Hak Penarikan Khusus (SDR) atau sumber daya IMF lainnya," katanya, dikutip dari Aljazeera, Minggu (22/8/2021).