JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan mempunyai utang yang sangat besar. Berdasarkan data Statista per Agustus 2021, utang AS mencapai USD28,4 triliun atau setara Rp404.500 triliun.
Terkait hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mewaspadai debt ceiling alias batas utang menjadi masalah utama yang dihadapi Amerika Serikat (AS). Hal ini nantinya bisa mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Lantik 4 Pejabat Baru Kementerian Keuangan, Sri Mulyani Ingatkan Tanggung Jawab
"Di sisi lain beberapa persoalan seperti Evergrande di Tiongkok atau terjadinya pembahasan fiskal debt limit di Amerika Serikat. Ini menjadi faktor yang kita waspadai dan terjadinya kemungkinan tappering moneter di Amerika Serikat dan kita melihat menjaga pemulihan ekonomi domestik. Kita jangan lengah," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Rabu (29/9/2021).
Lanjutnya, Indonesia akan mengelola hutang dengan hati-hati. Agar, tidak memberatkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Baca Juga: Singgung Bom Bali Kurangi Wisatawan, Sri Mulyani: Beda dengan Situasi Pandemi
"Kita juga mengendalikan kenaikan utang pada APBN kita agar menjadi sehat. Tahun 2022 fokusnya adalah reform struktural dan fiskal dan komitmen kementerian lembaga dan APBN secara baik dan mendoromg reformasi," imbuhnya.