JAKARTA - Pemerintah membangun bandara di Siboru walaupun tidak mudah. Karena kondisi geografisnya yang sulit. Sehingga dibutuhkan upaya lebih terlebih untuk membangun sebuah bandara.
Walaupun saat ini di FakFak sudah memiliki bandara yaitu Bandara Torea, namun landasannya baru sekitar 1400 m dan belum bisa didarati pesawat berbadan besar. Diharapkan bandara Siboru, menciptakan konektivitas dari dan ke FakFak. Berikut fakta-fakta yang dikumpulkan Okezone terkait dengan bandara Siboru:
Baca Juga: Tak Ingin Kecolongan, RI Perketat Kedatangan Warga Asing di Bandara Soetta
1. Biaya Bangun Bandara di Papua Dua Kali Lipat Jawa
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta supaya bandara Siboru di Papua selesai sesuai target di tahun depan. Pasalnya, biaya pembangunan bandara tersebut dua kali lipat pembangunan bandara di Pulau Jawa.
“Alhamdulillah ini sudah jalan. Saya minta Pak Bupati Fakfak, urusan-urusan rakyat tolong diselesaikan agar target tahun 2022 bandara ini sudah selesai. Ini anggarannya tidak main-main, membangun 1 bandara di Papua sama dengan 2 bandara di Pulau Jawa,” kata Bahlil.
Mengingat biayanya yang besar, Bahlil mengingatkan, supaya tidak mengecewakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang bersusah payah memperjuangkan bandara di Fakfak, Papua.
Baca Juga: Bandara Dibuka, Maskapai Mana Saja yang Masuk Afghanistan?
2. Menteri BKPM Kunjungi Bandara Siboru
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan proses pembangunan Bandara Siboru di Papua sudah mulai direncanakan sejak 2011 oleh Menhub. Sehingga semua pihak terutama pemerintah daerah mendukung penuh proyek pembangunan bandara baru ini agar bisa selesai tepat waktu sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Bahlil bersama dengan Menhub yang meninjau langsung perkembangan proyek pembangunan Bandara Siboru di Kabupaten Fakfak dengan didampingi Gubernur Provinsi Papua Barat Dominggus Mandacan.
3. Menteri BKPM Fokus ke Bandara Siboru
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan apresiasinya kepada Gubernur Provinsi Papua Barat yang telah memberikan dukungan penuh dalam proyek pembangunan Bandara Siboru. Dia mengharapkan dapat tercipta pembangunan kota baru melalui pembangunan akses jalan sebagai infrastruktur pendukung Bandara Siboru tersebut.
“Saya sudah presentasi di depan Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum, untuk tidak pakai jalan yang ada saat ini. Nanti akses jalan lewat atas agar ada pembangunan kota baru. Alhamdulillah juga sudah disetujui anggarannya, nanti tahun 2022 Insha Allah sudah mulai jalan,” ujar Bahlil.
Setelah akses jalan terbuka, dia mengatakan, akan membicarakan pariwisata dan ekonomi kerakyatan.
"Kalau boleh saran saya, kita dukung dulu ini agar cepat selesai," ucapnya.
4. Menhub Dukung Perkembangan Fakfak
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumad menjelaskan, penetapan lokasi Bandara Siboru merupakan hasil koordinasi intens bersama dengan Gubernur Provinsi Papua Barat dan Menteri Investasi yang juga merupakan putra daerah Kabupaten Fakfak.
“Pak Presiden memerintahkan kepada kami untuk membangun Papua ini secara spartan, secara cepat. Saya minta dukungan dari warga agar ini bisa lancar dan terima kasih kepada Pak Gubernur dan Pak Bahlil yang mendukung saya ke sini. Luar biasa dukungannya,” tuturnya.
Menurut Budi, pembangunan Bandara Siboru dengan akses jalan langsung ke kota Fakfak akan dapat menjadikan Fakfak sebagai kota pariwisata dan memiliki koneksi yang lancar dengan kota lain. Saat ini, pembangunan Bandara Siboru sudah sekitar 30 persen, dan diharapkan pada akhir 2022 sudah selesai dibangun.
5. Gubernur Dukung Bandara
Gubernur Provinsi Papua Barat Dominggus Mandacan menyampaikan apresiasinya atas kesediaan Menteri Investasi dan Menteri Perhubungan untuk melihat secara langsung perkembangan pembangunan Bandara Siboru. Kedepan, pemerintah daerah akan mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Fakfak.
Dominggus menuturkan, pemerintah provinsi dan kabupaten mendukung penuh pembangunan proyek Bandara Siboru. Selain itu, juga diperlukan dukungan masyarakat setempat terutama terkait dengan urusan hak ulayat.
“Dengan Pak Bupati, kita sudah koordinasi. Nanti kita lihat mana yang jadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan, mana tanggung jawab Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Kita akan koordinasi. Kita akan mendukung,” ucap Dominggus.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)