2. Ignasius Jonan
Jajaran menteri selanjutnya yang mengkritik fasilitas umum toilet adalah Ignasius Jonan. Sewaktu masih menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia (KAI), Jonan mengkritik toilet kereta yang tidak ramah lingkungan karena langsung di arahkan ke bawah rel.
Melihat hal tersebut, Jonan lalu bersikeras untuk membenahi model toilet tersebut. Ia pun ingin toilet kereta tersebut diperbaiki dengan budget Rp100 juta per toiletnya. Tiga tahun berselang, Jonan menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Ia mengenang bagaimana toilet yang lebih ramah lingkungan itu terealisasi.
Mulanya, ia marah soal biaya pemasangan toilet yang fantastis, yaitu Rp500 juta per toiletnya, PT KAI akhirnya menggandeng Ronald Pracipto, lulusan Hukum Universitas Brawijaya, untuk melakukan penelitian toilet. Setelah hak ciptanya terdaftar di HAKI, akhirnya toilet tersebut dipasang secara massal dengan biaya Rp12 juta per toiletnya.
3. Sandiaga Uno
Beberapa waktu lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan bahwa toilet adalah salah satu indikator penting dalam sektor pariwisata. Menurutnya, toilet pada tiap destinasi wisata harusnya tidak hanya indah, tetapi juga layak dari segi kelancaran air bersih, kelengkapan peralatan, hingga kehigienisannya.
"Menurut saya senyata-nyatanya kalau kita mau revolusi sektor wisata itu harus dimulai dari toilet, karena ini adalah tempat yang tidak bisa kita wakilkan untuk datang," ujarnya pada Minggu (14/3/2021).
Sandi pun berniat bekerja sama dengan Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) untuk merevitalisasi toilet di tiap destinasi wisata di Indonesia agar memberikan kenyaman pada wisatawan.
"Saya mengajak seluruh masyarakat, khususnya pelaku usaha parekraf untuk sama-sama ikut membentuk Satgas Toilet di destinasi wisatanya masing-masing,” kata Sandiaga.