JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengantongi Rp11 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara awal 2022. Adapun total penawaran sukuk yang masuk sebesar Rp55,34 triliun.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), lelang sukuk ini memenuhi target Rp11 triliun.
Baca Juga: Vaksin Booster Gratis se-Indonesia Butuh Dana Segini, Bikin Sri Mulyani Mumet Lagi?
Untuk seri SPNS12072022, jumlah dimenangkan mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,6544%. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 12 Juli 2022 ini mencapai Rp21,36 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 2,64% dan tertinggi 2,95%.
Untuk seri PBS031, jumlah dimenangkan mencapai Rp4,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,02458%. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 ini mencapai Rp15,02 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4% dan tertinggi 4,25%.
Baca Juga: Sri Mulyani Punya 'Orang Kaya' Berharta Rp11.000 Triliun, Utang Rp6.000 Triliun Langsung Lunas?
Untuk seri PBS032, jumlah dimenangkan mencapai Rp4,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,86969%. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 ini mencapai Rp7,2 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,83% dan tertinggi 5,29%.
Untuk seri PBS029, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,36471%. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp3,45 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,27% dan tertinggi 6,59%.
Untuk seri PBS034, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,55592%. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Juni 2039 ini mencapai Rp6,01 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,55% dan tertinggi 7,15%.
Untuk seri PBS033, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,85592%. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Juni 2047 ini mencapai Rp2,29 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,85% dan tertinggi 7,27%.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)