Adapun perusahaan pelat merah yang bergabung dalam holding ini diantaranya, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
"Saya rasa 4,5 persen GDP itu tidak terlalu besar dibandingkan negara lain kalau dari sisi pariwisata, tapi memang itu effort yang cukup besar karena GDP pariwisata pada saat pandemi ini turun di bawah 4%," kata Maya.
Dia menyebut, ekspektasi pemerintah terhadap pendirian InJourney cukup besar. Harapannya, holding baru ini mampu menciptakan ekosistem yang terintegrasi antara sektor pariwisata, aviasi, dan sektor terkait lainnya.
Meski holding difokuskan pada penguatan ekosistem pariwisata domestik, Kepala Negara menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 17 juta orang per tahun. Sementara, wisatawan nusantara berada di kisaran 30 juta orang per tahun.
Tak hanya itu, serapan lapangan kerja Presiden menargetkan InJourney mampu menyerap 13 juta lapangan kerja baru di Indonesia. Target-target yang ditetapkan tersebut bertujuan memulihkan pariwisata yang sempat terpuruk sepanjang pandemi Covid-19.
(Feby Novalius)