Kebijakan ke depan harus dikembangkan dengan baik, terencana, dan matang.
"Kebijakan ke depan harus bisa mengembangkan exit strategy yang terkalibrasikan, terencanakan, dan terkomunikasikan dengan baik, dan mengidentifikasi strategi untuk mengatasi scarring effect dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi inklusif, dan tidak ada yang tertinggal," bebernya.
Selain itu, dia menyebutkan bahwa pandemi adalah pengingat keras dari kerentanan ekonomi global kita hingga guncangan yang non-tradisional.
BACA JUGA:Sri Mulyani Kantongi Rp23 Triliun dari Lelang SUN
Perubahan iklim dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar daripada pandemi.