JAKARTA - Kementerian BUMN mengungkapkan pecahnya perang Rusia-Ukraina berdampak pada kinerja BUMN, khususnya Pertamina Hulu dan Pertamina Gas.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury memastikan, akan terjadi kenaikan harga minyak. Meski begitu, Kementerian BUMN akan melakukan monitoring untuk melihat kenaikan harga minyak baik saat ini dan ke depannya.
"Iya kita perlu monitor karena kenaikan harga minyak pasti akan berpengaruh terhadap kinerja BUMN bidang migas," ujar Pahala saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga: Indonesia Sampaikan Empat Sikap Terkait Konflik Rusia-Ukraina
Pahala sendiri enggan menjelaskan secara detail dinamika harga minyak Pertamina saat ini setelah Rusia dan Ukraina menyatakan perang.
Senada, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan dampak perang tidak saja terjadi di Pertamina, namun juga perusahaan negara yang menggunakan minyak sebagai instrumen dalam proses penting operasional perusahaan.
Baca Juga: Rupiah Loyo Usai Rusia Kepung Ukraina
"Dan kalau kita lihat salah satu yang berdampak adalah harga gas dan minyak naikkan, kenaikannya berdampak ke Pertamina Hulu dan Pertamina Gas. Sementara untuk sektor lain, bila memanfaatkan minyak dan gas pastilah berdampak karena kenaikan harganya," jelas Arya.
Kronologis pecahnya perang kedua negara itu sedekah pasukan Rusia menembakkan rudal ke beberapa kota di Ukraina serta mendaratkan pasukan di pantai selatan, Kamis (24/2/2022). Pergerakan pasukan dimulai setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus di timur.
Tak lama setelah Putin berpidato di televisi pemerintah Rusia, ledakan terdengar di ibu kota Ukraina, Kiev, yakni sebelum fajar waktu setempat. Setelah itu terdengar rentetan tembakan di dekat bandara utama Kiev.