JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin, setelah negara-negara Barat menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Sikap Rusia tersebut menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan dan menempatkan safe-haven emas pada kecepatan untuk membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar dalam sembilan bulan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange naik USD13,1 atau 0,69% menjadi USD1.900,70 per ounce. Emas juga melonjak USD5,8 sepanjang Februari.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp6.000, Gagal Tembus Rp1 Juta
Tidak ada tanda-tanda eskalasi antara negara-negara Barat dan Rusia menurun karena Amerika Serikat dan sekutunya menambahkan sanksi baru terhadap Rusia selama akhir pekan dan tidak ada hasil dari pembicaraan antara Rusia dan Ukraina.
"Jika tidak ada de-eskalasi antara Barat dan Rusia, akan ada lonjakan permintaan investasi fisik ke logam mulia karena serbuan ke tempat-tempat aman melonjak," kata Kepala Eksekutif GoldSeek.com, Peter Spina, dikutip dari Antara, Selasa (1/3/2022).
Baca Juga: Harga Emas Anjlok 2%, Investor Harap Konflik Rusia-Ukraina Segera Mereda
Dia mencatat, Rusia merupakan salah satu produsen emas terbesar di dunia. Namun, harga emas mungkin melihat beberapa tekanan jual dari beberapa kebutuhan likuiditas, sehingga akan melihat beberapa volatilitas.