JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan dividen perusahaan pelat merah naik signifikan selama periode 2022-2024.
Pada tahun ini, estimasi dividen BUMN mencapai Rp34 triliun.
Pada 2023 estimasi dividen BUMN naik menjadi Rp43 triliun, lalu mencapai Rp56 triliun di tahun 2024.
Proyeksi ini disampaikan Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury saat melakukan rapat kerja bersama DPD RI.
"Kita harapkan ke depan dividen terus meningkat di 2022, ini target dicanangkan awal sebesar Rp34 triliun, ini tercapai. Ini kita harapkan naik Rp56 triliun di 2024," ujar Pahala, dikutip Selasa (22/3/2022).
Dia menyebut berbagai program restrukturisasi BUMN yang digodok saat ini menjadi alasan pemegang saham mematok nilai dividen lebih tinggi dari tahun 2021 lalu.
BACA JUGA:OJK Ingatkan Emiten BUMN Ikuti Aturan di Pasar Modal
"Ada restrukturisasi kinerja talenta, memastikan BUMN, ini mesti direfleksikan neraca keuangan," ungkapnya.
Adapun estimasi dividen di 2021 mencapai Rp29,5 triliun.
Semula pemegang saham menargetkan dividen BUMN mencapai Rp30 triliun - Rp35 triliun. Target tersebut lebih rendah dari proyeksi semula yakni Rp40 triliun.
Namun, estimasi itu direvisi pemerintah hingga di angka Rp29,5 triliun.
Bahkan, estimasi dividen tahun lalu lebih rendah bila dibandingkan realisasinya di tahun 2020.
BACA JUGA:Sayang Uang Negara Dihamburkan, Erick Thohir Pastikan PMN ke BUMN Tepat Sasaran
Di mana, total setoran lima BUMN saja mencapai Rp45 triliun atau setara 90,6% dari total dividen pemerintah di 2020.
Meski begitu, selama 10 tahun ke belakang total kontribusi perseroan negara mencapai Rp3.300 triliun.
Jumlah itu terdiri atas dividen, pajak, dan PNBP.
"BUMN kita lihat 10 tahun terakhir, BUMN berkontribusi 1/3 ekonomi Indonesia, bukan dari sisi pajak dan deviden tapi juga dari PNBP yang dihasilkan 10 tahun terakhir mencapai Rp 3.300 triliun," jelasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)