Menteri ESDM Tegur Sopir Truk yang Antre BBM: Bilang ke Bos Jangan Pakai Solar Subsidi!

Athika Rahma, Jurnalis
Senin 11 April 2022 12:41 WIB
Ilustrasi BBM. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri ESDM Arifin Tasrif melakukan sidak ke sejumlah SPBU di Medan untuk memastikan ketersedian dan penyaluran BBM berjalan dengan baik.

Dalam sidak di SPBU 11209108 Rest Area KM 65A, Kabupaten Serdang Bedagai, Arifin mengingatkan keluarga yang sedang menggunakan mobil sewaan agar jangan menggunakan Solar subsidi.

Demikian juga saat berbincang dengan Daf, supir truk yang membawa air mineral dari Binjai ke kota Padang, Arifin memberikan pemahaman bahwa BBM subsidi hanya untuk masyarakat yang berhak.

"Bilang sama Bos, harusnya jangan pakai Biosolar, tapi pakai Pertadex," ucap Arifin dari keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).

 BACA JUGA:Tak Disangka! Harga BBM Indonesia Lebih Murah Dibanding Negara Tetangga, Nih Buktinya

Menanggapi hal tersebut, Daf menyebut dirinya hanya dibekali uang BBM untuk jenis Solar subsidi.

Dia mengatakan, sedikitnya tiga kali mengisi Solar dengan jumlah masing-masing 100 liter, yaitu di Serdang Bedagai, Balige, Padangsidempuan, sebelum akhirnya kembali diisi setibanya di Padang.

Menurutnya, antrean kendaraan yang mengisi BBM kerap terjadi di wilayah Balige, hingga 2 jam lamanya.

Tidak jarang setelah antre, dirinya tidak mendapatkan BBM sehingga harus membeli di pengecer dengan harga mencapai Rp7.500 per liter.

"Biasanya di SPBU Rp5.150, kalau di pengecer Rp7.500, tapi masih bisa dapat barangnya (solar)," jelasnya.

 BACA JUGA:Ini Bukti Harga BBM di Indonesia Paling Murah

Dalam sidak, Arifin juga mendapatkan mobil pribadi jenis Sport Utility Vehicle (SUV), Multi Purpose Vehicle (MPV), dan truk industri/pengangkut hasil pertanian yang mengisi BBM Solar subsidi.

"Kalau tidak bisa kita displinkan akan menyebabkan jumlah subsidi dan kompensasi Pemerintah akan besar. Setiap kenaikan USD1 per barel harga minyak bumi, memberikan dampak tambahan beban sebanyak Rp5,7 triliun. Harga minyak sekarang sudah di atas USD100 per barel, sedangkan patokan dalam APBN sekitar USD60 per barel, jadi kurang lebih USD40 dikalikan saja," ungkapnya.

Dia menambahkan kalau pemerintah mengalokasikan Solar subsidi bukan untuk industri-industri yang melakukan bisnis yang komersial.

"Kita mengimbau, industri yang masih menggunakan Solar subsidi, ganti pakai BBM yang tidak bersubsidi. Supaya tidak mengurangi jatah masyarakat yang berhak mendapatkan alokasi BBM subsidi," tegasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya