Sementara itu, lockdown di China masih menjadi perhatian pasar mengingat hal tersebut ditakutkan dapat mengancam permintaan.
"Ketakutan saat ini meningkat atas ancaman gelombang Omicron di China yang menyebar ke kota-kota lain. Lockdown akan berdampak negatif pada output industri dan konsumsi domestik," kata Analis OANDA, Jeffrey Halley, dilansir Reuters, Senin (11/4/2022).
BACA JUGA:Harga Minyak Mentah dan Batu Bara RI Meroket di Pasar Dunia
Lockdown dilakukan di wilayah Shanghai, kota berpenduduk 26 juta orang. Di bawah kebijakan ketat China, yang notaben adalah importir minyak terbesar dunia, penurunan permintaan membuat harga minyak ikut terbebani.
(Zuhirna Wulan Dilla)