JAKARTA - Sri Lanka meminta agar warganya yang berada di luar negeri untuk mengirimkan uang ke negaranya.
Hal itu demi memenuhi kebutuhan bahan pangan dan bahan bakar.
Diketahui, bahwa Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri senilai USD51 miliar atau setara Rp732 triliun di tengah krisis ekonomi terburuk selama lebih dari 70 tahun terakhir.
BACA JUGA:Sri Mulyani Pangkas Anggaran Covid-19 di Tahun Depan, Siap Jadi Endemi?
Kemudian, Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Nandalal Weerasinghe mengaku butuh bantuan para warga di luar negeri untuk mendukung negara pada masa genting ini dengan menyumbang devisa.
Adapun penundaan pembayaran utang ini akan menghemat anggaran Sri Lanka sebesar USD200 juta (Rp2,8 triliun) yang semestinya untuk membayar bunga hutang yang jatuh tempo pada Senin lalu.