JAKARTA - PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) merilis data catatan perdagangan pasar fisik timah murni batangan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ).
Dalam data yang disampaikan kepada media, di tahun 2022 sampai dengan Kuartal I KBI mencatat nilai transaksi pasar fisik timah murni batangan mencapai lebih dari Rp5,5 Triliun.
Diketahui, bahwa pasar fisik timah murni batangan di bursa berjangka Jakarta terdiri dari 2 jenis, yaitu pasar fisik untuk ekspor serta pasar fisik untuk dalam negeri.
BACA JUGA:Dari Rugi Kini Timah (TINS) Raup Laba Rp1,3 Triliun di 2021, Meroket 483%
Perbedaan kedua jenis pasar fisik ini adalah dalam perhitungan Lot transaksinya, yaitu untuk pasar fisik ekspor 1 lot sebanyak 5 ton, sedangkan untuk pasar timah dalam negeri 1 lot sebanyak 1 ton.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia mengatakan kalau tugas dari KBI adalah memastikan transaksi berjalan sesuai regulasi.
Dia juga menjelaskan soal ekosistem perdagangan timah di Bursa Berjangka Jakarta ini telah berjalan sejak pertengahan tahun 2019 untuk kegiatan ekspor.
Sedangkan untuk perdagangan timah dalam negeri, mulai berjalan pada Maret 2021.
Dalam ekosistem ini, KBI berperan sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi.
"Sebagai Lembaga Kliring, tentunya tugas KBI adalah memastikan bahwa transaksi yang terjadi telah sesuai dengan regulasi yang ada. Adanya pasar fisik timah melalui bursa ini tentunya menjadi sesuatu yang positif bagi negara, dimana perdangan timah murni batangan menjadi lebih transparan dan dapantau oleh negara," ujarnya melalui keterangan yang diterima, Rabu (27/3/2022).
BACA JUGA:Perang Rusia-Ukraina, Harga CPO, Nikel hingga Timah Semakin Tinggi
Dia menambahkan kalau perdagangan pasar fisik timah murni ini tentunya akan memberikan nilai positif.
"Perdagangan pasar fisik timah murni batangan melalui Bursa Berjangka ini tentunya akan memberikan nilai positif, baik terhadap ekonomi nasional maupun membangun posisi Indonesia sebagai penentu harga timah dunia. Indonesia yang memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia, tentunya harus memiliki peran sentral dalam pasar timah dunia," jelasnya.
"Ke depan, sebagai Lembaga Kliring, KBI akan terus mendorong para pelaku di sektor perdagangan timah ini, serta meningkatkan layanan prima bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem perdagangan timah ini. Terkait pasar fisik timah murni batangan, KBI juga telah mendapatkan ISO 9001: 2015 tentang sistem manajemen mutu," tambahnya.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2021 transaksi pasar fisik timah murni bantangan di Bursa Berjangka Jakarta yang dikliringkan di KBI tercatat sebanyak 10.977 Lot dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp20,7 Triliun.
Dari total transaksi yang tersebut, di pasar fisik timah murni batangan untuk ekspor mencapai 8.862 lot dengan nilai transaksi sebesar USD1,4 Miliar, atau sekitar Rp19,7 Triliun.
Sedangkan dari pasar fisik timah dalam negeri, sepanjang tahun 2021 (Maret – Desember) transaksi mencapai 2.115 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp987 milliar.
(Zuhirna Wulan Dilla)