"Kekhawatiran resesi, dan lockdown di China menjadi faktor utama sentimen yang menekan harga minyak," kata analis CMC Markets Tina Teng, dilansir Reuters.
Pasar keuangan global juga dihantui oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga dan perpanjangan kebijakan pembatasan mobilitas di China.
"Penguncian yang sedang berlangsung di China dapat terus membebani harga minyak dalam jangka pendek," lanjut Teng.
BACA JUGA:Harga Brent Terus Naik Didukung Sikap Uni Eropa terhadap Minyak Rusia
Dia juga melihat langkah pemangkasan harga yang dilakukan oleh Arab Saudi juga mencerminkan kekhawatiran atas permintaan minyak global.
Diketahui, Arab Saudi sebagai pengekspor minyak utama dunia, mengumumkan penurunan harga minyak mentah untuk Asia dan Eropa untuk kontrak Juni, pada Minggu kemarin (8/5/2022).
Sebagai informasi, pada pekan lalu Brent dan WTI sempat menguat dua pekan berturut-turut di tengah kekhawatiran pasokan setelah Komisi Uni Eropa (UE) mengusulkan embargo bertahap terhadap minyak Rusia sebagai bagian dari paket sanksi atas konflik di Ukraina. Proposal tersebut membutuhkan suara bulat di antara anggota UE.
(Zuhirna Wulan Dilla)