Sehingga emiten energi itu menorehkan laba per saham dasar USD 0,0144, sedangkan di akhir Maret 2021 mencatatkan rugi per saham dasar USD 0,0019. Kemudian pendapatan naik 58,09% menjadi USD 830,79 juta yang ditopang ekspor batu bara senilai USD 590,47 juta atau naik 73,5% dibandingkan kuartal I 2021 senilai USD340,11 juta.
Senada, penjualan batu bara ke dalam negeri tumbuh 12,3% menjadi USD 146,juta. Bahkan, pendapatan kontrak jasa dari BP Berau Ltd terbang 1.160% menjadi USD63,093 juta. Sementara pendapatan jasa dari PT Exxon Mobil Indonesia tumbuh menjadi USD 6,628 juta.
Hanya pendapatan jasa CSTS Joint Operation yang anjlok 83,43% dan tersisa USD 4,621 juta. Walau beban pokok kontrak dan penjualan membengkak 36,36% menjadi USD 570,021 juta, tapi laba kotor naik 145,2% menjadi USD 260,76 juta. Sementara itu, aset perseroan tumbuh 8,3% menjadi USD 3,999 miliar yang ditopang kenaikan ekuitas sebesar 13,475 menjadi USD 1,002 miliar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)