Wall Street Pekan Ini Anjlok Imbas Kekhawatiran Suku Bunga The Fed

Antara, Jurnalis
Sabtu 11 Juni 2022 07:43 WIB
Wall street hari ini. (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Wall street membukukan persentase penurunan mingguan terbesar sejak Januari dan turun tajam pada penutupan perdagangan Sabtu (11/6/2022).

Tercatat untuk Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 880,00 poin atau 2,73%, menjadi menetap di 31.392,79 poin.

Indeks S&P 500 terpuruk 116,96 poin atau 2,91%, menjadi berakhir di 3.900,86 poin.

 BACA JUGA:Wall Street Anjlok, Saham Amazon hingga Apple Terjun Bebas

Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun tajam 414,21 poin atau 3,52%, menjadi 11.340,02 poin.

Alasannya karena kenaikan harga-harga konsumen Amerika yang lebih curam dari perkiraan pada Mei, memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh Federal Reserve.

Kemudian, semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor konsumen non-primer dan teknologi masing-masing tergelincir 4,16% dan 3,89%, memimpin kerugian.

Adapun indeks-indeks utama mencatat persentase penurunan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 21 Januari, dengan Dow Jones jatuh 4,58%, S&P 500 anjlok 5,06% dan Nasdaq merosot 5,60% untuk minggu ini.

Lalu, saham-saham teknologi dan pertumbuhan, yang penilaiannya lebih bergantung pada arus kas masa depan, memimpin penurunan. Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan Apple Inc mendorong kerugian di S&P 500.

Serta menyusul laporan inflasi, imbal hasil obligasi pemerintah dua tahun, yang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, melonjak menjadi 3,057%, tertinggi sejak Juni 2008.

Imbas hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai 3,178%, tertinggi sejak 9 Mei.

Dari laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (10/6/2022) menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) meningkat 1,0% bulan lalu setelah naik 0,3% pada bulan April.

Pada IHK secara tahun-ke-tahun melonjak 8,6%, kenaikan terbesar sejak 1981 dan menyusul lonjakan 8,3% pada Mei.

Diketahui, saham-saham telah bergejolak tahun ini, dan penjualan baru-baru ini sebagian besar terkait dengan kekhawatiran atas inflasi, kenaikan suku bunga dan kemungkinan resesi.

"Laporan hari ini akan menghilangkan kepura-puraan bahwa 'jeda' kenaikan suku bunga kemungkinan akan tepat pada akhir musim panas, karena The Fed jelas masih berada dalam situasi sulit untuk mengendalikan inflasi," kata kepala investasi Jason Pride di Glenmede di Philadelphia.

Untuk laporan inflasi diterbitkan menjelang kenaikan suku bunga 50 basis poin kedua yang diantisipasi dari Fed pada Rabu (15/6/2022).

Setengah poin persentase lebih lanjut diperkirakan untuk Juli, dengan peluang kuat untuk pergerakan serupa pada September.

Sebagai catatan, dorongan agresif yang lebih tinggi pada suku bunga oleh Fed dapat mengirim ekonomi ke dalam resesi.

Di antara pecundang hari ini, Netflix Inc tergelincir 5,1% setelah Goldman menurunkan peringkat saham raksasa video streaming tersebut menjadi "jual" dari "netral" karena kemungkinan lingkungan makro yang lebih lemah.

Sehingga transaksi di bursa AS mencapai 12,62 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,88 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya