Resesi AS Disebut Tak Nyata, Kenapa?

Michelle Natalia, Jurnalis
Kamis 21 Juli 2022 09:40 WIB
Ilustrasi resesi. (Foto: Freepik)
Share :

Dia menyebut ramalan resesi AS secara luas memang diakibatkan karena PDB yang negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Hanya saja, Biro Ekonomi Nasional AS menyebutkan bahwa masih ada indikator lain mulai dari pendapatan riil hingga produksi industri.

"Jika dilihat sektor pendapatan rumah tangga dan tingkat pekerjaan, semua masih dalam kondisi yang baik. Ramalan resesi AS 2022 nampaknya 'palsu'," ungkap Markowska.

Meskipun resesi tidak akan terjadi, dia tidak menepis bahwa penurunan ekonomi tidak dapat dihindari.

"Saya memperkirakan PDB AS di 2022 dan 2023 masing-masing di 2,2% dan 0%, dan resesi mungkin akan dimulai di semester kedua tahun depan dan akan berlangsung setidaknya selama lima kuartal. Risiko ekonomi masih condong ke tingkat lebih tinggi," terang Markowska.

Dia pun menyebutkan bahwa The Fed kemungkinan akan memberatkan siklus pengetatan saat ini, dengan meningkatkan suku bunga acuan hingga 4,25% di Maret 2023.

"Tingkat suku bunga saat ini bisa mempercepat momentum penurunan dalam pertumbuhan ekonomi," pungkas Markowska.

Bulan lalu, The Fed melakukan kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994, dan bank sentral memperkirakan suku bunga inti akan berada dalam kisaran 3,25% dan 3,5% pada akhir tahun.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya