"Coba kita lihat tadi india dia tambahan defisitnya 23% makanya tadi india termasuk yang GDP nya sudah di atas artinya dia membayar jauh lebih besar untuk bisa mendapat pemulihan ekonomi yang terlihat sangat kuat. AS menambah defisit hingga 24,7%," jelas Sri Mulyani.
Poinnya adalah, lanjut Sri Mulyani, Indonesia menggunakan fiskal tools secara appropriate dan hati-hati, cukup untuk bisa menjaga ekonomi kita tidak terperosok dan bahkan mendorong pemulihan tanpa menyebabkan ekses dari defisit dan utang.
"Ini posisi yg baik karena kemudian terjadi sekarang capital outflow dan volatilitas di pasar keuangan, posisi Indonesia sudah dalam relatif memiliki reputasi fiskal yang kuat," katanya.
(Taufik Fajar)