4 Fakta Subsidi Rp502 Triliun Diguyur demi Harga Pertalite Rp7.650/Liter

Shelma Rachmahyanti, Jurnalis
Minggu 21 Agustus 2022 06:21 WIB
Subsidi BBM Bengkak hingga Rp507 Triliun. (Foto: Okezone.com/Pertamina)
Share :

JAKARTA – Subsidi BBM dalam APBN kini mencapai Rp502 triliun. Diketahui, anggaran subsidi BBM itu membengkak dari sebelumnya sebesar Rp170 triliun.

Berikut fakta alasan Presiden Jokowi kucurkan subsidi Rp502 triliun agar harga BBM tak melambung yang dirangkum di Jakarta, Minggu (21/8/2022).

1. Tak Ada Negara Lain yang Sanggup Tanggung Beban Subsidi BBM Sebesar Itu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan bahwa tidak ada negara selain Indonesia yang sanggup menanggung beban subsidi BBM sebesar itu.

"Perlu kita ingat subsidi terhadap BBM itu sudah sangat terlalu besar, dari Rp170-an (triliun) sekarang sudah Rp502 triliun," kata Jokowi dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka seperti dikutip YouTube Setpres, Selasa, (2/8/2022).

Baca Juga: Bukti Penyaluran Pertalite Tidak Tepat Sasaran, Kuota BBM Subsidi Menipis

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, negara lain tak akan mampu memberi subsidi BBM sebanyak itu.

"Negara mana pun enggak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi sekali lagi, Alhamdulillah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini," katanya.

2. Harga BBM Masih Terkontrol

Presiden lalu membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lainnya. Saat ini harga bensin di negara lain sudah ada yang menembus angka Rp31.000-32.000 per liter.

Namun, di Indonesia, harga Pertalite masih ditahan di Rp7.650 karena disubsidi pemerintah.

Baca Juga: Pertalite Habis Akhir Oktober?

"Selain subsidi energi, pemerintah juga tetap memberikan subsidi pangan untuk menahan kenaikan harga pangan di domestik karena tekanan di rantai pasok pasar global. Di negara lain (harga) sudah naik 30%, 40%, 50% naik. Karena apa? mereka yang makan gandum, baik di Asia, Afrika, Eropa, sekarang berada di posisi yang sangat sulit, sudah mahal, barangnya tak ada," kata Jokowi.

3. Alasan Berikan Subsidi

Presiden menjelaskan bahwa pemerintah tetap memberikan subsidi agar harga energi dan pangan tetap terjangkau di pasar dalam negeri walau ada gejolak pada produksi dan distribusi pangan dan energi di pasar global karena perang Rusia dan Ukraina.

"Baru akan melakukan pemulihan (dari pandemi Covid-19), tapi muncul sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sakitnya belum sembuh, muncul yang namanya perang di Ukraina, sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi menyulitkan semua negara," ucap Jokowi.

"Hampir semua negara pada posisi yang sangat sulit," tambahnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya