JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menilai pertumbuhan kredit dari sebelum 2 tahun lalu masih di angka 2%-3%, sekarang sudah berada di angka 10,6%. Menurutnya hal tersebut menjadi tren bahwa ekonomi terus pulih usai terdampak pandemi Covid-19.
"Artinya apa? ini akan mentrigger pertumbuhan ekonomi kita. Dana Pihak Ketiga juga tumbuh 9,13%, artinya juga utamanya di Kadin banyak yang nabung di bank karena duitnya kelebihan," ujar Jokowi, saat memberikan pengarahan kepada KADIN Provinsi Se-Indonesia, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (23/08/2022).
Baca Juga: Permintaan Kredit Korporasi Meningkat, Ini Buktinya
Non Performing Loan (NPL) juga masih di angka 2,86%, yang menurut Jokowi masih sangat baik.
Hal ini yang harus digaungkan karena memacu optimisme yang selalu ada meskipun kita masih harus waspada karena keadaan yang tidak jelas di ekonomi global.
Baca Juga: 4 Fakta HAKI Bisa Dijadikan Jaminan Kredit ke Bank
Dengan demikian, Jokowi menekankan harus terus membangun komunikasi antara pemerintah dan pengusaha di Kadin. Sehingga tidak ada hal-hal yang mengganggu tujuan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat permintaan pembiayaan baru korporasi meningkat pada Juli 2022. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 20,5%, lebih tinggi dari SBT Juni 2022 sebesar 16,4%.
"Peningkatan pembiayaan bersumber dari dana sendiri, yang masih menjadi mayoritas pembiayaan, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik. Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari pinjaman ke perbankan dalam negeri terindikasi melambat," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta.