JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mengeluarkan lisensi atau izin terkait penggalangan dana yang dilakukan Merah Putih Fund atau sebuah lembaga pemerintah yang fokus pada pendanaan soonicorn (calon unicorn) di Indonesia.
Izin tersebut diterbitkan pada Juli 2022 lalu.
Dari izin tersebut, OJK menetapkan batas atas dana yang dihimpun Merah Putih Fund dari BUMN hingga investor strategi mencapai USD600 juta atau setara Rp8,94 triliun hingga 2024 mendatang.
Pada tahap awal, lembaga pendanaan soonicorn itu menargetkan dana yang dihimpun mencapai USD300 juta sampai awal 2023.
BACA JUGA:Temui Menko Airlangga, Ini yang Dibahas Ketua OJK Mahendra Siregar
Lalu, pada awal 2023 hingga 2024 anggaran yang dihimpun sebesar USD300 juta.
Adapun Menteri BUMN Erick Thohir memastikan dana tersebut berasal dari perusahaan pelat merah dan pihak swasta.
Hanya saja, pada tahap awal penggalagan dana tersebut Merah Putih Fund fokus ke beberapa perusahaan pelat merah saja.
"Merah Putih Fund, kalau BUMN atau privat sektor mau ikut di Merah Putih Fund kita sangat terbuka, karena target, aturan OJK sudah keluar lisensinya, terimakasih, kita mau bikin USD300 juta untuk dasarnya (dana awal). Ini bisa bersama-sama," ungkap Erick saat konferensi pers di Kementerian BUMN, Selasa (23/8/2022).
Ketua PMO Merah Putih Fund, Eddi Danusaputro menyebut dana awal yang dihimpun berasal dari lima anchor investor.
Sementara, pada tahap selanjutnya dana yang dihimpun berasal dari BUMN lain dan investor strategi.
Dia juga memastikan akan ada tahap ketiga yang dibuka agar pihak swasta nasional bisa berpartisipasi untuk memberikan dana kepada calon perusahaan rintisan.
"First close USD300 juta, mudah-mudahan target semua terkumpul di kuartal 1 dan 2 tahun depan, tapi kita tidak akan berhenti di situ karena USD300 juta itu first close, kita akan ada second close another tambahan USD300 juta lagi, jadi total di 2024 target terkumpul USD600 juta, baru setelah itu ada 3rd close. kalau first close adalah lima anchor investor, 2nd close adalah BUMN lain dan startegic investor, yang ketiga baru kita buka seperti Pak Erick bilang tadi swasta nasional," tuturnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)