JAKARTA - Harga minyak sawit mentah / crude palm oil (CPO) di bursa berjangka Malaysia terlihat fluktuatif pada perdagangan akhir pekan, Jumat (26/8/2022).
Setelah sempat menguat 0,56% di awal pembukaan, harga CPO bergerak merosot di sesi siang ini.
Data perdagangan Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 12.32 WIB menunjukkan harga CPO kontrak teraktif November 2022 koreksi 0,04% di MYR4.256 per ton, sedangkan kontrak Oktober 2022 juga menurun 0,04% di MYR4.254 per ton.
Volatilitas harga CPO Malaysia terjadi menyusul pengaruh pergerakan harga minyak nabati terkait, karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
BACA JUGA:Harga CPO Naik, Ekspor Sawit Malaysia Meroket 9%
Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,12%, sementara kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian China tertekan 0,70%, demikian juga harga CPOnya yang merosot 0,23%.
Melansir Reuters, Jumat (26/8/2022), pasar tengah menanti pengumuman ekspor produk CPO di Malaysia. Sebelumnya, Intertek Testing Services dan AmSpec Agri memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Agustus akan meningkat antara 4,9% - 10%, sementara surveyor kargo Societe Generale de Surveillance justru memproyeksikan ekspor turun 0,1%.
Indonesia sebagai produsen CPO terbesar baru saja memperpanjang kebijakan tidak memungut pungutan ekspor minyak sawit hingga 31 Oktober 2022.
Kebijakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ini hadir di tengah upaya pemerintah RI untuk mendorong ekspor dan menopang harga minyak sawit di tingkat petani.
Dari sisi fundamental, pasar menantikan pidato Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, dalam simposium Jackson Hole. Agenda ini dinilai juga memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga komoditas, terutama yang berkaitan soal seberapa besar Fed bakal tetap konsisten melanjutkan kenaikan suku bunga di kemudian hari.
(Zuhirna Wulan Dilla)