NEW YORK - Harga minyak naik hingga 4% pada akhir perdagangan Jumat. Hal ini akibat pelemahan dolar AS, pengurangan dan ancaman pasokan Rusia.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober terangkat USD3,25 atau 3,9% menjadi USD86,79 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November bertambah USD3,69 atau 4,1% menjadi USD92,84 per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga: Harga Minyak Sulit Diprediksi karena Jadi Instrumen Perang
Meskipun membukukan kenaikan tajam, kekhawatiran permintaan membuat harga minyak lebih rendah dalam seminggu ini. WTI mencatat kerugian mingguan 0,1%, sementara Brent turun 0,2% berdasarkan kontrak bulan depan.
Harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS. Di mana indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,64% menjadi 109,0030 pada akhir perdagangan.
Baca Juga: Asumsi Harga Minyak USD90/Barel di 2023, Sri Mulyani Ingat Perang
Namun harga minyaka tertekan dengan ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia mengancam akan menghentikan ekspor minyak dan gas ke Eropa jika pembatasan harga diberlakukan dan pemotongan kecil untuk rencana produksi minyak OPEC+ yang diumumkan minggu ini juga mendukung harga.
"Selama beberapa bulan mendatang, Barat harus menghadapi risiko kehilangan pasokan energi Rusia dan melonjaknya harga minyak," kata Pialang Minyak PVM, Stephen Brennock, dikutip dari Antara, Sabtu (10/9/2022).