Untuk mendorong inflasi lebih rendah, bank sentral mungkin perlu menaikkan suku bunga dengan tambahan 2 poin persentase, di atas kenaikan 2 poin yang sudah terlihat di atas rata-rata tahun 2021.
Tetapi peningkatan sebesar itu, bersama dengan tekanan pasar keuangan, akan memperlambat pertumbuhan produk domestik bruto global menjadi 0,5% pada tahun 2023, atau kontraksi 0,4% dalam istilah per kapita.
Di mana ini akan memenuhi definisi teknis dari resesi global.
Malpass mengatakan pembuat kebijakan harus mengalihkan fokus mereka dari mengurangi konsumsi ke meningkatkan produksi, termasuk upaya untuk menghasilkan investasi tambahan dan peningkatan produktivitas.
Resesi sebelumnya menunjukkan risiko membiarkan inflasi tetap tinggi untuk waktu yang lama sementara pertumbuhan lemah.
Bank Dunia mencatat bahwa resesi 1982 memicu lebih dari 40 krisis utang dan mengantarkan satu dekade pertumbuhan yang hilang di banyak negara berkembang.
Wakil presiden Bank Dunia Ayhan Kose mengatakan pengetatan kebijakan moneter dan fiskal baru-baru ini akan membantu memangkas inflasi, tetapi sifat tindakan yang sangat sinkron dapat memperumit situasi dan mempertajam perlambatan pertumbuhan global.
Sebagai informasi, studi tersebut menyarankan bahwa bank sentral dapat memerangi inflasi tanpa menyentuh resesi global dengan mengomunikasikan keputusan kebijakan mereka dengan jelas.
Lalu, untuk pembuat kebijakan harus menerapkan rencana fiskal jangka menengah yang kredibel.
Serta terus memberikan bantuan yang ditargetkan kepada rumah tangga rentan.
(Zuhirna Wulan Dilla)