Harga Minyak Dunia Turun ke Level Terendah Sejak Januari

Shelma Rachmahyanti, Jurnalis
Sabtu 24 September 2022 07:53 WIB
Harga minyak dunia turun (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Harga minyak dunia turun 5% ke level terendah sejak Januari pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Harga minyak dunia turun karena dolar AS mencapai posisi terkuatnya dalam lebih dari dua dekad serta meningkatnya kekhawatiran bahwa pengetatan bank sentral yang agresif dapat menyebabkan resesi dan merugikan permintaan energi.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot USD4,75 atau 5,7%, menjadi menetap di USD78,74 per barel di New York Mercantile Exchange. Untuk minggu ini, harga acuan minyak mentah AS anjlok 7,1%.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November kehilangan USD4,31 atau 4,8%, menjadi ditutup di USD86,15 per barel di London ICE Futures Exchange. Untuk minggu ini harga acuan minyak global ini anjlok 5,7%, demikian dilansir dari Antara, Sabtu (24/9/2022).

Kemerosotan tajam tersebut merupakan penurunan mingguan keempat berturut-turut, pertama kali ini terjadi sejak Desember. Harga minyak secara teknis berada di wilayah oversold, dengan WTI di jalur untuk penyelesaian terendah sejak 10 Januari dan Brent untuk terendah sejak 14 Januari.

Bensin dan solar AS juga turun lebih dari 5%.

Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu (21/9/2022). Bank-bank sentral di seluruh dunia mengikuti dengan kenaikan mereka sendiri, meningkatkan risiko perlambatan ekonomi.

"Minyak jatuh karena kekhawatiran pertumbuhan global mencapai mode panik mengingat komitmen bank-bank sentral untuk memerangi inflasi. Tampaknya bank-bank sentral siap untuk tetap agresif dengan kenaikan suku bunga dan itu akan melemahkan aktivitas ekonomi dan prospek permintaan minyak mentah jangka pendek," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA seperti dikutip Reuters.

Dolar AS berada di jalur untuk penutupan tertinggi terhadap sekeranjang mata uang lainnya sejak Mei 2002. Dolar yang kuat mengurangi permintaan minyak karena membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

"Kami memiliki dolar yang meledak lebih tinggi dan menekan komoditas berdenominasi dolar seperti minyak dan meningkatnya kekhawatiran atas resesi global yang akan datang karena bank-bank sentral menaikkan suku bunga," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Penurunan zona euro dalam aktivitas bisnis semakin dalam pada September, sebuah survei menunjukkan, mengindikasikan resesi membayangi karena konsumen mengendalikan pengeluaran dan karena pemerintah mendesak konservasi energi menyusul langkah Rusia untuk memotong pasokan ke Eropa.

Di sisi penawaran, upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 telah terhenti karena Teheran bersikeras pada penutupan penyelidikan pengawas nuklir PBB, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, meredakan ekspektasi kebangkitan kembali ekspor minyak mentah Iran.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya